Selasa, 19 April 2011

Pemerintah Provinsi Jawa Timur Bersinergi Memerangi Wabah Ulat Bulu (Parodi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Reg A/08)

Surabaya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengadakan konferensi pers pada hari ini, Senin, 18 April 2011, bertempat di Hotel majapahit Jl. Tunjungan 65-71. Surabaya.

Konferensi pers ini diadakan terkait wabah ulat bulu yang menyerang sebagian wilayah di Jawa Timur, Sebagaimana diberitakan, hama ulat bulu geger pertama kali di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Ulat bulu ini menyerang desa di lima kecamatan yakni Kecamatan Leces, Tegal Siwalan, Bantaran, Wonomerto, dan Sumberasih.

 
Serangan binatang pemakan daun itu meluas ke daerah lain di Jawa Timur, yakni Bojonegoro, Jombang, Madiun, Pasuruan, dan Banyuwangi.
Menilik kejadian serangan ulat bulu, tahun 2011 ini merupakan puncak dari segala puncak serangan ulat bulu yang berjumlah jutaan (Jutaan Ulat Bulu Serbu Permukiman), dibandingkan dengan tahun 2009 lalu yang berjumlah ribuan saja.

Menurut Gubernur jawa timur sukarwo dalam konferensi persnya, Senin (18/4/2011). menjelaskan, “ulat bulu yang menyerang beberapa kota dijawa timur disebabkan oleh cuaca buruk yang terus terjadi. Para predator yang selama ini menjadi musuhnya, tidak mampu bertahan hidup dengan kondisi cuaca seperti itu”.
"Gubernur Sukarwo dalam konferensi persnya"


Wabah ulat bulu karena Faktor cuaca ini dibenarkan oleh Kepala Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Dr. Ir. Totok Himawan, Senin (18/4/2011). Dia menjelaskan “para pemangsa ulat bulu tidak mampu bertahan hidup pada cuaca ekstrim seperti saat ini, akibatnya rantai makanan terpotong, perkembang biakan ulat bulupun tak dapat dibendung”.

Totok mengungkapkan, ulat bulu akan berkembang biak secara cepat di lokasi hama itu bertelur. Jika dalam perkembangbiakkannya pada tanaman mangga. Secara pasti bersamaan sirkulasi pertumbuhan hama itu, jenis tanaman yang dihinggapi akan habis diserang. “Kalau disitu banyak mangga, ya tanaman itu yang habis diserang. Jika media pertumbuhan telah habis. Ulat itu akan berkeliaran,” ungkapnya. Selain anomali cuaca dan tingginya curah hujan, lanjut Totok, cepatnya perkembangbiakkan hama ulat bulu juga bisa disebabkan, karena tingginya penggunaan pestisida oleh petani. “Pemakaian peptisida yang berlebihan juga bisa mematikan predator, yang selama ini menjadi musuh hama tersebut,” tegasnya.

Totok menambahkan, “Ada namanya braconid dan apanteles, jenis predator yang biasa memangsa ulat bulu,” terangnya. Populasi ulat bulu dengan sendirinya, kata dia, tak terbendung. Seperti terjadi di wilayah Probolinggo. Kasus yang sama, sambung dia, bisa juga terjadi di daerah lain. “Matinya predator, bisa mengembangkan populasi hama. Dan itu bisa terjadi dimana-mana hingga merambah pemukiman penduduk”. sambungnya

"Ir. Totok Himawan kepala laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya malang"

Dalam konferensi pers tersebut, Gubernur Jawa Timur, Sukarwo. Meminta warga Jawa Timur agar tidak panik, karena pemerintah Jawa Timur dan instasi terkait telah berupaya menanggulangi wabah ulat bulu ini, penanggulangan yang dilakukan tidak hanya dalam dalam jangka pendek tetapi juga dilakukan dalam jangka panjang, hal ini dilakukan agar wabah ulat bulu tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang, adapun penanggulangan dalam jangka pendek :

-Melakukan penyemprotan (Pestisida yang digunakan mengandung bahan aktif bakteri Bacillus thuringiensis yang aman terhadap lingkungan karena hanya mematikan ulat namun tidak mempengaruhi musuh alaminya)

-Menebang pohon yang sudah tidak produktif

-Mengumpulkan dan membakar ulat

Dan penanggulangan dalam jangka panjang , Masyarakat dapat membantu perkembangan parasitoid ulat bulu ini. Caranya, dengan mengumpulkan ulat bulu ke dalam botol plastik air mineral yang berisi daun dan menutupnya dengan kain kasa. Selama beberapa hari ulat bulu akan berubah menjadi kepompong. Jika kepompong berubah menjadi ngengat maka serangga tersebut harus dimusnahkan. Namun jika kepompong mengeluarkan sejenis lebah kecil maka serangga tersebut harus dilepaskan karena berfungsi sebagai parasitoid bagi ulat bulu.

Berbeda dengan kupu-kupu yang hidup aktif pada siang hari, ngengat merupakan binatang nocturnal yang hidup aktif pada malam hari. Karenanya, pembasmian ngengat dilakukan dengan membuat perangkap menggunakaan cahaya lampu atau petromaks pada malam hari. Lampu atau petromaks digantungkan di atas nampan plastik berisi air sabun. Ngengat yang tertarik pada lampu akan jatuh ke air sabun dan akhirnya mati, selain dengan cara ini masyarakat juga bisa membantu penanggulangan dalam jangka panjang, seperti mengembalikan siklus rantai makanan dengan melepas predator pemangsa ulat.


"Kepala Dinas Pertanian Drs. Wibowo Eko Saputra menjelaskan cara penanggulangan ulat bulu"

Dalam konferensi pers Senin 18/04/2011 juga hadir perwakilan masyarakat Bejo margono, dia menjelaskan keresahan yang timbul akibat wabah ulat bulu ini, “aktivitas masyarakat terganggu selama wabah ulat bulu ini menyerang, terutama para petani mangga, banyak pohon mangga yang harus ditebang karena sudah tidak produktif akibat daun yang ada pada pohon tersebut habis dimakan ulat, akibatnya para petani mangga didesa saya harus merugi”, ungkapnya, “besar harapan saya pemerintah dan dinas terkait segera mengatasi wabah ulat bulu ini secepatnya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”, tambahnya.

"Bejo Margono, Perwakilan Masyarakat yang menjadi korban wabah ulat bulu"

Gubernur Sukarwo sebagai kepala pemerintah provinsi Jawa Timur berharap, agar wabah ulat bulu ini segera bisa ditanggulangi, “Semoga wabah ulat bulu ini segera bisa diatasi, dan semoga hal ini bisa menjadi pelajaran yang berharga dimasa yang akan datang, dan bisa membuat sadar masyarakat akan pentingnya bersahabat dengan alam dengan tidak memutus rantai makanan seperti tidak memburu burung pemakan ulat sebagai predator alami ulat bulu”, pungkasnya.

NB : Pers Realese diatas merupakan Simulasi Konferensi Pers Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait wabah ulat bulu yang menyerang daerah Jawa Timur dan sekitarnya, latar dan nama Tokoh sengaja disamakan agar Konferensi Pers ini seolah-olah nyata, Konferensi Pers ini diadakan oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi Reguler A/08, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. sebagai Tugas Mata Kuliah Media Humas yang dibimbing oleh ibu Silviana Purwanti.

-Rahza Nawarid-